Jawa Timur Gagal Bersaing, Pertumbuhan Ekonominya Terendah Se-Pulau Jawa

Mauli.id – Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dalam dua tahun terakhir menunjukkan tren pelambatan. Meski pada kuartal II 2025 kemudian kembali menguat, namun hal tersebut justru memperparah posisinya ke urutan kedua terendah se-Pulau Jawa.

Kinerja ekonomi jawa timur pada tahun 2022, mencatat pertumbuhan 5,34 persen (yoy), menjadi titik balik dua tahun pasca-Covid-19. Namun, laju itu melemah menjadi 4,95 persen pada 2023, dan kembali turun ke 4,93 persen di 2024. Kuartal II 2025 memang membawa pertumbuhan di atas 5 persen, akan tetapi capaian tersebut belum cukup untuk mengangkat posisi kompetitif Jawa Timur di tingkat regional.

Turun Peringkat, Turun Prestasi, dan Gagal Bersaing
Dalam lima tahun terakhir, peringkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur merosot dua tingkat. Jika ditarik ke belakang satu dekade, maka akan mendapati perbedaan performa antara dua periode kepemimpinan. Pada 2015–2019, pertumbuhan rata-rata berada di kisaran 5,49 persen. Namun, pada periode 2019–2024, laju itu hanya mampu bertahan di rata-rata 3,29 persen.

Baca Juga:  Meski disorot, Inspektorat Jatim ngotot beli minibus seharga hampir 1 M dengan penunjukan langsung

Awal periode pertama Gubernur Khofifah pada 2019 menempatkan Jawa Timur di peringkat ketiga se-Pulau Jawa dengan pertumbuhan 5,53 persen. Angka itu menurun menjadi 4,93 persen pada 2024, menempatkan provinsi ini di urutan keempat, dan kembali merosot ke urutan kelima pada kuartal II 2025 dengan pertumbuhan 5,23 persen. Fakta ini memperkuat kesimpulan bahwa secara umum, Jawa Timur gagal bersaing dengan daerah lain di pulau Jawa.

Peta Persaingan Ekonomi Terbaru
Kuartal II 2025 memperlihatkan urutan pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa sebagai berikut:

  1. DI Yogyakarta – 5,49 persen
  2. Banten – 5,33 persen
  3. Jawa Tengah – 5,28 persen
  4. Jawa Barat – 5,23 persen
  5. Jawa Timur – 5,23 persen
  6. DKI Jakarta – 5,18 persen
Baca Juga:  10 Besar APBD Provinsi Tertinggi Tahun 2025

Dengan posisi ini, Jawa Timur hanya unggul tipis dari DKI Jakarta, dan posisinya sangat menghawatirkan karena berada di urutan terendah ke dua se pulau Jawa.

Klaim Pemprov Jawa Timur Menyesatkan
Terlepas dari perdebatan soal validitas data pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Timur pada kuartal ini, perhatian saya tertuju pada cara Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan informasinya. Dalam publikasi resmi, Pemprov menggunakan judul “Alhamdulillah Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tertinggi se-Jawa.”

Baca Juga:  PERDA PERTANGGUNGJAWABAN APBD JAWA TIMUR TAHUN 2021

Pernyataan ini tidak hanya keluar dari kaidah umum publikasi data yang semestinya diawali dari asumsi pertumbuhan tahunan, semesteran, lalu kuartalan, tetapi juga berpotensi menyesatkan publik. Klaim tersebut didasarkan pada data pertumbuhan kuartalan semata dan hanya sedikit memberi konteks perbandingan tahunan dan semesteran pad dekripsi.

Pemilihan judul yang bombastis demi membangun citra positif justru mengorbankan akurasi dan objektivitas. Saya berharap ke depan, pemerintah provinsi tidak abai terhadap nalar publik, dan tanggung jawab dalam menyampaikan informasi. Kinerja ekonomi tidak akan membaik hanya dengan permainan kata, melainkan dengan kerja nyata pemerintahan yang terukur.

Terkait

Sebelum
tinggalkan halaman

Mauli.id diperkuat oleh jaringan dan tim profesional, pengembang, analis, dan tim editor yang butuh dukungan untuk bisa memproduksi konten secara rutin.

Terkini

Populer