Dugaan Manipulasi Anggaran Mega Proyek Pembangunan Terowongan Joyoboyo Surabaya

Mauli.id. Surabaya – Proyek Pembangunan Terowongan Pejalan Kaki Terminal Intermoda Joyoboyo – Kebun Binatang Surabaya mengalami dinamika yang pelik sejak pertama kali direncanakan pada tahun 2019.
Proyek pembangunan ini dirancang untuk meningkatkan konektivitas dan kenyamanan pejalan kaki di Surabaya, realisasinya terus menghadapi berbagai tantangan dan perubahan signifikan sehingga terdapat indikasi manipulasi anggaran.

Dokumen perencanaan proyek ini pertama kali disusun pada tahun 2019 dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas antara terminal intermoda joyoboyo dan kebun binatang surabaya.

Satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 2020, proyek ini pertama kali ditenderkan dengan anggaran sebesar Rp. 24 M. Namun, tender tersebut batal karena kondisi pandemi COVID-19 sebagamana kita fahami kondisi tersebut banyak sekali berdampak pada hampir aktiitas dan kinerja pembangunan pemerintah.

Selang tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2023, proyek ini kembali masuk dalam perencanaan dan ditenderkan dengan anggaran yang telah menurun menjadi Rp. 22 M. Penurunan sebesar 8% atau sekitar Rp. 2 M.

Menurunnya pagu anggaran pada tahun 2023 kalau kita perhatikan sepintas karena adanya penyesuaian dalam belanja dan biaya proyek tersebut. Namun, tender ini kembali batal karena alasan pemenang tender masuk dalam Daftar Hitam LKPP.

Hingga saatnya sampai pada tender ketiga kalinya, yaitu pada tahun ini 2024. Setelah dua kali mengalami pembatalan tender, pada tahun 2024 proyek ini kembali dianggarkan dengan pagu sebesar Rp. 32,5 M. dan nilai kontrak Rp. 32 M.
Tender kali ini, say arasa perlu mendapat perhatian serius, salah satu alasannya karena anggaran proyek mengalami peningkatan signifikan sebesar 38% dari pagu sebelumnya tahun 2023.

Perubahan anggaran yang signifikan dan pembatalan tender yang berulang menimbulkan beberapa indikasi permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius:

Pertama, Dokumen perencanaan awal yang disusun pada tahun 2019 menunjukkan indikasi dibuat dengan tidak cermat dan detail, karena pada beberapa kali perencanaannya selalu mengalami perubahan pagu anggaran. Indikasi lain dari dokumen tersebut adalah kurangnya studi kelayakan yang mendalam.

Kedua, Tender ini terindikasi adanya permainan tidak sehat dan kongkalikong. Penurunan anggaran pada tahun 2023 yang diikuti dengan peningkatan signifikan pada tahun 2024 mengindikasikan adanya potensi permainan tidak sehat. adanya perubahan anggaran yang tidak wajar saya rasa ini mencerminkan upaya manipulasi anggaran untuk tujuan tertentu terlebih kita sadari sekarang merupakan tahun politik.

Indikasi permasalahan yang ketiga yaitu, adanya indikasi intervensi politik dalam proyek ini yang dapat mempengaruhi perubahan anggaran dan proses tender. kalau kita fahami pola semacam itu Ini sering kali berkaitan dengan praktik korupsi atau nepotisme.

Proyek “Pembangunan Terowongan Pejalan Kaki Terminal Intermoda Joyoboyo – Kebun Binatang Surabaya” menunjukkan adanya permasalahan mendasar dalam perencanaan dan pelaksanaan. Ketidaksolidan dokumen perencanaan, potensi permainan tidak sehat, dan indikasi korupsi merupakan masalah yang harus segera ditangani. Transparansi dan pengawalan publik pada pelaksanaan proyek ini sangat diperlukan untuk mencegah tindakan yang mengarah pada korupsi.

Terkait

Sebelum
tinggalkan halaman

Mauli.id diperkuat oleh jaringan dan tim profesional, pengembang, analis, dan tim editor yang butuh dukungan untuk bisa memproduksi konten secara rutin.

Terbaru